Ridho memarkirkan mobilnya di depan toko Mebelnya. Lalu turun dari mobil, dari kejauhan Ridho melihat seorang wanita yang ingin ia hindari. Wanita yang telah menorehkan luka di hatinya.
Ridho berhenti melangkah sejenak, memastikan itu, Arini. Saat mendekat ternyata memang Arini. Ridho melanjutkan langkah langsung duduk di belakang meja kerjanya. Ia menatap tajam sosok di depannya itu. Arini menatap sendu suaminya itu. Ada kerinduan yang menyeruak. Tapi Ridho biasa saja menanggapinya serasa muak melihat wajahnya.
"Mau apa kesini Arini!" tanya Ridho tajam.
"Mas, aku minta maaf!" seru Arini parau. Ia begitu putus asa dengan sikap Ridho. Mendiamkan seperti ini membuatnya serasa akan gila.
"Simpan maaf mu, Arini. Pulanglah!" perintah Ridho ketus. Mendengar bentakan dari Ridho ia beranjak, lalu naik ke lantai dua. Ia merebahkan diri sambil menangis sesengukan di atas bantal.