Sebulan kemudian.
Surat dari Pengadilan Agama datang Aku memegang surat dari Pengadilan itu. Perasaan campur aduk di dalam hatiku. Inikah akhir dari pernikahanku? Aku membuka surat itu dan membacanya.
Tanganku bergetar membaca surat itu. Di sudut hati hadir nyeri yang menyergap. Yah bagaimanapun aku dan Ridho menjalani rumah tangga selama dua tahun. Kini ada Kinara juga di antara kami, anakku yang menggemaskan. Apalagi kalau Ridho datang berkunjung. Ia akan tertawa lebar dan tangannya menggapai ingin minta di gendong.
Aku menelan saliva, ragu di dalam hati ini saat ingin menandatangi surat ini. Suara Ibu mengagetkan ku.
"Kenapa cuma di pegang Rania? Kamu ragu berpisah dengan Ridho?" tanya Ibu dari belakang. Aku kaget, memegangi dada sebentar. Mata Ibu menatapku lekat, menelisik wajahku. Ada keraguan tidak di wajahku.
Aku mengalihkan pandangan. Tak mau Ibu melihat wajahku.
"Aku lagi membacanya surat ini Bu," jawab ku