Kinara terus menangis. Aku dan Ibu menenangkan Kinara. Tapi tetep saja ia tak mau berhenti. Kinanti juga ikut panik melihat Kinara rewel. Malah dia pulang melihat Kinara rewel.
"Ran, aku pulang aja, mainnya nanti lagi. Kinara lagi rewel." ucap Kinanti.
"Iya Ki, maaf nih nggak tau kenapa Kinara rewel," kataku sambil mengendong Kinara.
Kinanti kemudian masuk mobil kemudian hilang dari pandangan.
Kinara masih saja terus menangis. Aku panik melihat nangis histeris.
"Kamu kenapa sih nak," gumamku sambil menepuk- nepuk pantatnya berharap Kinara segera diam.
Ibu meraih tubuh Kinara lagi, mungkin dia lelah menangis. Dia akhirnya terdiam.
Lega melihat Kinara terdiam, sedih melihat anakku menangis kejer seperti itu. Ada apa sih nak? gumamku sambil mengusap sisa air matanya. Setelah tenang aku menidurkan Kinara di boxnya. Mengusap pipinya yang halus.
"Kenapa kamu nangis terus Nak?" gumamku.
Tak tega melihat dia nangis kejer seperti ini.