Lidya tak putus asa. Ia mencoba lagi menghubungi semua temennya.
Terutama santi, temen akrabnya.
"Halo santi," sapa Lidya.
"Iya kenapa Lidya?"
"Kamu punya uang nggak? aku pinjemin uang dulu 10 Juta,"
"Weeh banyak amat buat apa Lidya?" tanya Santi kepo.
"Buat bayar hutang san,"
"Tapi kenapa banyak amat sih, kamu berjudi ya!" tebak Santi.
"Astaga nggak Santi, aku bener- bener buat bayar hutang!"
"Hm, aku nggak lagi nggak punya uang Lidya," kata Santi lugas.
"Maaf ya,"
"Ya nggak apa- apa, Santi." kata Lidya kemudian menutup panggilan teleponnya. Ia tak ingin bicara panjang lebar dengan Santi yang malah tambah pusing aja.
Lidya memejamkan mata. Dengan apa ia harus membayar dr. Hendi? Apalagi sosok Aris susah sekali di taklukan. Ia bener- bener cinta mati sama istrinya. Lidya memejamkan mata, tak lama kemudian terlelap ke dalam mimpi. Terbangun saat bermimpi dengan mendiang Ibunya.