"Iya, iya. Tenang aja! Kalau gak ada halangan. Pasti gue datang kok." Arsya sangat yakin kalau dirinya bisa datang ke acara spesial sahabatnya itu.
"Baiklah. Gue tunggu banget. Jangan lupa bawa kado! Jahahahah." Bayu melawak.
"Sudah kuduga. Lo cuman mau gue dateng karena itu." Arsya bisa menebaknya.
"Ya harus dong. Masa lo bawa diri lo doang. Gak seru. Seorang Arsya yang kaya raya pelit ke sahabatnya sendiri? Apa kata perempuan di sebelah lo?" Bayu menggoda Arsya.
Dan bersamaan, Arsya pun menoleh pada Intan yang sekarang tersenyum simpul padanya.
"Hem, iya iya deh," kata Arsya pada Bayu, "udah ya. Gue lagi nyetir. Gue tutup video call-nya." Arsya izin menyudahi obrolan mereka itu.
Setelah Bara setuju, video call mereka pun berakhir. Dan bahkan, Bayu sendiri yang memutusnya lebih dulu.
Arsya masih tertawa-tawa setelahnya. Dan Intan memerhatikan di sampingnya.
Intan tahu kalau Arsya ikut senang atas kabar dari sahabatnya itu.
"Jodoh memang sulit ditebak ya, Intan," kata Arsya.