Arsya sudah sangat siap menjadi seorang Ayah. Sampai-sampai sesekali Arsya jadi teringat pada Irwan.
Ternyata, yang dirasakan oleh Irwan mungkin seperti yang dirasakan oleh Arsya juga.
Ada haru yang menyelimuti.
Karin punya energy yang membuat orang menyukainya. Mungkin karena Karin menggemaskan.
"Apa harus membawa Karin?" tanya Intan.
Intan bukan tak ingin memperkenalkan Karin. Hanya saja, Intan hanya takut Omah dan Opahnya Arsya tidak menyukai itu.
Apa harus Intan memperkenalkan diri langsung dengan statusnya sebagai janda anak satu?
Intan tak yakin. Terlebih, di sana juga ada Arga—mantan suaminya Intan.
Intan harus bagaimana?
Intan tidak bisa membayangkan jika pertemuan mereka nanti menjadi ajang pengakuan Intan bahwa Arga adalah mantan suaminya—Ayahnya Karin.
Dan Arsya sekarang tampak tidak senang dengan pertanyaan Intan barusan.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Intan? Jangan bilang kalau kamu masih takut keluargaku tidak merestuimu?" Arsya kesal.