"Lo gak mungkin masih suka sama kak Irwan, kan?" Cici bertanya dengan tatapan menyipit, jahil.
Sengaja menggoda emosi Hera.
Dengan tegas, Hera pun menjawab, "enggak! Gue sekarang jadi ilfeel tahu. Ah, ngeri loh. Wajah nafsunya masih kebayang di benak gue." Hera histeris sendiri.
Cici dan Sherina kembai berpandangan sambil menghela napas berat.
"Duh, Her. Itu karena yang mau dicium sama kak Irwan bukan lo. Melainkan Rachel. Coba kalau yang mau kak Irwan cium itu lo. Pastinya, lo juga kebawa nafsu. Hahaha." Sherina menembak Hera dengan ucapan sindiran yang pedas.
Sherina dan Cici pun kembali adu tos.
"Anjrit! Sherina!" Hera geram.
Tapi, kemudian Hera terdia,
Hera juga tidak menampik hal itu.
Mungkin, kalau tadi posisi Rachel ditempati oleh Hera. Hera tidak akan jijik melihatnya.
Bisa saja Hera juga sama-sama kebawa nafsu, kan?
Ya, bisa jadi. Keimanan seseorang tidak ada yang tahu kapan bisa berada di titik lemahnya.
