Perempuan paruh baya yang memang sering berkunjung ke sini. Tidak lain dan tidak bukan adalah ibunya Radit sendiri, Nia.
Radit terkejut. Dia menelan salivanya dengan perasaan yang gugup sekali.
"Ma? Mama kenapa gak chat Radit dulu?" tanya Radit mengalihkan perhatian Nia.
Nia tersenyum ketus. Dan perempuan yang berdiri di sampingnya sekarang, malah menjulurkan lidahnya pada Radit. Dia tampaknya sangat puas melihat wajah Radit yang sekarang berubah pucat.
Silvi terlihat senang.
'Sial! Kak Silvi bukannya bantu gue. Eh, dia malah terlihat puas,' ucap Radit dalam hati. Kesal sekali.
Nia masih memperlihatkan keterkejutannya.
Dan Radit tak berani menatap wajah sang ibu yang selalu terlihat menyeramkan itu.
Kedua mata Nia tampak hampir copot dari kelopaknya. Dan Radit takut jika kedua mata ibunya itu sampai loncat dan menyerang Radit.
Kan ngeri!
Hehe, tapi sebenarnya tidak begitu juga. Hanya saja, memang ekspresi Nia sekarang membuat Radit takut menghadapinya.