Bukan karena Hana menangisnya seperti orang yang lebay. Tapi, Irwan merasa kasihan pada Hana.
Air mata yang keluar dari kedua mata Hana itu adalah air mata asli. Bukan palsu, Irwan tahu itu.
"Han, mungkin si Arsya lagi sibuk. Sebentar lagi kan dia beresin thesis. Bentar lagi juga wisuda dia. Mungkin bukan berarti kamu gak penting di hidupnya." Irwan berbaik sangka.
Irwan tahu kalau Arsya memang orang yang baik. Biarpun kelihatannya dia tidak memedulikan Hana. Tapi, jauh dalam hatinya dia sangat peduli dan juga sangat berterima kasih pada Hana karena selalu ada buat Arsya.
Hana terdiam. Irwan memang benar. Arsya pasti sibuk dengan thesisnya.
Tapi apakah alasan thesis bisa membolehkan seorang sahabat jadi bersikap cuek pada sahabatnya sendiri?
Hana pikir tidak.
Dan Hana yang tadinya menangis pun mulai menyeka bekas air matanya itu. Seketika Hana jadi berubah pikiran dan menganggap dirinya sudah jadi orang bodoh.