***
Pagi hari pertama di rumah Arsya. Intan bangun seperti biasa seperti di rumahnya sendiri. Biasanya kalau salat tahajud, Intan selalu bangun jam 3 subuh.
Dan tadi pun, Intan bangun sekitar jam segitu.
Intan berdoa untuk kelancarannya dalam bekerja. Intan tidak mau ada masalah yang berat nanti ke depannya.
Intan juga berharap dengan gaji dari Arsya, dia bisa menabung untuk masa depannya Karin.
Selepas salat subuh, Intan langsung mempersiapkan sarapan untuk Arsya.
Intan memasak sup iga sapi sesuai arahan bi Ani.
"Duh bener ya neng Intan. Aromanya udah semiliwir gini. Jago masak ya, Neng?" cerocos bi Ani datang dan kini mengendus-endus aroma masakan Intan.
"Ah, Bibi bisa aja. Bi Ani pasti lebih jago dari Intan." Intan merendah.
Intan merasa dia tidak jago-jago amat dalam memasak. Ya … Intan memang bisa masak. Tapi Intan merasa rasa masakannya pun standart.