Arsya pun duduk di depan Intan. Arsya lalu menelepon bagian dapur untuk membawakan minuman.
Dan kini, Arsya mulai fokus pada Intan.
"Salam kenal kembali sebelumnya, Mbak. Saya Arsya. Kebetulan saya CEO di sini." Arsya mulai memperkenalkan identitas aslinya.
Dia pikir dia harus memperkenalkan dirinya pada Intan. karena sekarang, Intan dan dirinya berada di ruangan Arsya.
Intan mengangguk. "Nama saya Intan, Pak."
Arsya pun juga mengangguk. Dia melihat Intan meremas tangannya. Tampaknya Intan gugup. Atau dia cemas? Takut Arsya memarahinya karena tinggal di mess belakang?
"Mbak Intan santai saja. Tidak perlu tegang begitu." Arsya tertawa kecil, agar Intan tidak merasa canggung mengobrol dengannya.
Intan mendongak. Kini, dia dan Arsya saling memandang.
"Tidak kok, Pak." Intan berusaha membuat dirinya lebih rileks. Tapi tetap saja susah.
