Chereads / The Liberators / Chapter 30 - Terjebak

Chapter 30 - Terjebak

"Lalu bagaimana sekarang, apa yang harus kita lakukan" Allison bertanya dengan bingung. orang sepertinya sangat tidak cocok untuk mengambil keputusan sebesar itu ditengah atasanya, jadi dia hanya biaa bertanya, lagipula ia juga tidak memiliki ide yang bagus didalam pikirannya.

"Menyetujui permintaan mereka sama dengan bunuh diri, tapi jika tidak, banyak nyawa yang akan melayang" memertimbangkan keduanya hanya semakin membingungkan dan membuat Arthur semakin pusing.

"Masih ada jalan lain, kita hanya harus menghubungi markas dan melaporkan kejadian ini, bahkan jika kita mengendurkan pertahanan di perbatasan sebentar, setelah pasukan dari markas pusat tiba, mereka pasti akan selesai" Downey mencurahkan hasil pemikirannya ditempat.

Itu mungkin langkah satu satunya yang bisa mereka ambil saat ini, menyetujui permintaan kelompok bertopeng itu lalu mengamankan semua orang yang mereka sandra dan mengevakuasi seluruh masyarakat kota ketempat paling aman.

Setidaknya cukup untuk menampung seluruh masyarakat di satu tempat agar para polisi bisa fokus memantau mereka semua di satu titik.

Dengan begitu mereka bisa memaksimalkan keamanan warga sipil dan menutup kemungkinan para perampok itu untuk menyandra masyarakat lagi.

"Baiklah aku akan mencobanya" mendengar ide bagus keluar dari salah satu atasanya, Allison langsung memerintahlan divisi komunikasi untuk melakukan kontak dengan markas pusat.

Setelah menunggu sebentar, seorang petugas mendekati mereka bertiga dengan langkah kaki terburu buru, "kabar buruk, jaringan internet, radio dan seluler terputus. Kota kita tidak ada bedanya dengan lautan tanpa sinyal sekarang" kata petugas dengan napas terengah engah.

"Apa katamu?" ketiganya membelalakkan matanya tidak percaya sekaligus meraih ponsel masing masing hanya untuk melihat ponsel mereka sekarang sudah kehilangan fungsi utamanya sebagai alat komunikasi.

Tanpa sinyal seluler yang terpancar diponsel mereka, secara otomatis ponsel itu juga tidak bisa terhubung dengan ponsel lainya untuk berkomunikasi.

Jika sudah begini maka tidak berlebihan jika mengatakan ponsel mereka hanya mainan anak anak belaka, tanpa internet dan jaringan seluler tidak ada gunanya barang itu!

"Bagaimana mungkin, tapi kita masih bisa terhubung dengan semua kelompok" masih sedikit merasa tidak percaya dengan kondisi, Downey berkomentar.

"Itu hanya melalui walkie talkie, mungkin mereka tidak memutuskan jaringan radio secara total, melainkan hanya membatasi radiusnya saja" petugas itu menjawab

lalu tiba tiba ketiga anggota pasukan elit kelas rendah yang datang bersama Arthur siang tadi juga mendekat dan berkata "Kami juga mencoba untuk menghubungi pasukan yang berjaga diperbatasan, dan hanya sampai batas itu tidak bisa mencapai jarak yang lebih jauh lagi.

Dan yang lebih mengejutkan mereka juga tidak bisa menggunakan sinyal seluler dan internet di ponsel mereka ditambah lagi, tidak ada alat komunikasi mereka yang berfungsi kecuali walkie talkie, dan itu juga hanya berfungsi mengirim gelombang kemari, yang artinya mereka sekarang kehilangan kontak dari markas pusat juga" dengan cepat ia menjelaskan.

Mendengar informasi yang baru saja disampaikan oleh bawahannya, hanya membuat Arthur semakin pusing.

Bagaimana mungkin mereka bertindak sejauh itu untuk menjebak kita semua disini, apa yang ingin mereka lakukan sebenarnya.

Belum sempat ia memikirkan solusi dan menenangkan pikiranya agar tdiak bertambah pusing, yang tadi berbicara melanjutkan kata katanya "dan yang lebih buruknya lagi..."

Baru ia ingin melanjutkan kata katanya ia melirik sekeliling hanya untuk menerima tatapan cemas dari semua pasang mata yang mengarah padanya.

Menarik napas panjang dan menenangkan ritme pernapasannya ia melanjutkan "dan yang lebih buruk lagi, mereka juga sudah terkurung disana..."

"Apa maksudmu mereka sudah terkurung di sana, bukannya mereka yang menjaga perbatasan kota dan mengurung orang orang bertopeng yang menjaga perbatasan itu, bagaimana mereka terkurung?" belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, Arthur menyela ditengh tengah.

"Ya itu dia, seperti bagaimana kita mengurung mereka yang menjaga perbatasan, kelompok lain dari mereka yang berada diluar kota telah mengurung pasukan kita juga sekali lagi, jadi kita benar benar terkurung sekarang" dengan nada yang juga percaya tidak percaya, dia melengkapi informasi yang disampaikannya.

"Sungguh b.a.j.i.ngan mereka, untuk melumpuhkan kita dengan cara kita sendiri, mereka benar benar tidak bisa diremehkan" mengepalkan tinjunya erat Arthur bergumam.

Agar bisa membalas untuk melumpuhkan gerakan para polisi dengan cara polisi itu sendiri, mereka benar benar musuh yaang harus sangat diperhitungkan.

Untuk bisa memikirkan semua rencana dan menutup pula segala celah didalamnya dengan sempurna, mereka sepertina bukan berandalan biasa yang membuat onar direstoran makan siang.

Semakin mereka memikirkan kondisi kota saat ini semakin mereka merasa malu jika berjalan keluar dengan seragam polisi dan bercengkrama dikhalayak ramai.

Bagaimana tidak, keamanan kota adalah salah satu hal yang harus mereka jamin, tapi sekarang keamanan itu lenyap tanpa sisa.

Bahkan mereka tidak berani mendeklarasikan bahwa diri mereka sendiri aman untuk sekarang ini, apalagi untuk menjamin keamanan masyarakat, tidak mungkin!

"Sepertinya Infasi tidak bisa lagi dihindari" salah satu dari tim elit kelas rendah itu berkomentar dengan wajah yang sudah sedikit memucat.

Untuk bisa menempatkan kepanikan pada seseorang yang menyandang gelar pasukan elit, walaupun hanya pada tingkat rendah, keadaan ini benar benar serius!

"Jadi bagaimana, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Downey menatap Allison dan Arthur berharap yang lain bisa memikirkan jalan keluar.

Menghela napas panjang, Allison kali ini mencoba masuk kedalam diskusi "entah aku yang terlalu memikirkannya, atau ini memang akan menjadi tujuan mereka, setelah bergerak sejauh ini, menginfasi kota kita ditengah malam seperti ini sepertinya bukan hal yang sulit lagi bagi mereka!"

"Apa maksudmu bukan hal yang sulit lagi?" pada titik ini Arthur mengerutkan kening sampai sampai kedua alisnya hampir menyatu.

Menggelengkan kepala Allison melanjutkan "Ini hanya deduksi, seperti yang kita pikirkan tadi, mereka hanya mengalihkan kita pada semua sandra yang sedang mereka tahan.

Walaupun kita sudah menyisakan cukup banyak orang dikantor dengan alasan agar bisa mengantisipasi manuver yang mereka lakukan, pada akhirnya itu sia sia karena manuver sebenarnya mereka lakukan dari luar perbatasan kota"

"Hm, maksudmu mereka menyerang kantor kantor media massa hanya agar kita memusatkan perhatian kita sepenuhnya untuk kota ini tanpa memikirkan mereka bisa bergerak dari luar?" menangkap sedikit pencerahan Allison, Arthur meluaskan persepsi pemahamannya.

"Itu mungkin saja, walaupun sepertinya tidak terlihat terhubung, dengan perhatian kita sepenuhnya tercurahkan pada sandra dan manuver mereka, kita mengabaikan komunikasi dengan pasukan diperbatasan.

Disaat yang bersamaan, mereka mengepung pasukan kita yang berada diperbatasan juga" Allison melanjutkan dengan nada gelisah.

Melirik kebingungaan orang orang disekelilingnya, Arthur menjelaskan sekali lagi "untuk mudah dipahami, mereka mungkin tidak percaya diri untuk menyerang perbatasan dengan kekuatan mereka sendiri, sepertinya karena memperhitungkan kekuatan dari dalam kota, yaitu kita!

Jadi agar bisa melancarkan serangan ke perbatasan mereka harus mengunci kita terlebih dahulu, dan menyandra warga sipil bisa dibilang sebagai tindakan mereka untuk mengunci pergerakan kita, bukan hanya mengunci, tapi bahkan memecah kekuatan kita menjadi hanya kekuatan kecil juga"

Mendengar penjelasan Arthur mereka memahami kerumitan dalam kata kata Allison sebelumnya, dan hal itu hanya menambah kepanikan mereka.