Sementara itu Sharma tidak bisa lagi berkata apa apa, wajahnya sudah membengkak seperti beruang, darah menetes di hidung dan bibirnya.
Masih berusaha bangkit untuk berdiri, Sharma menggertakkan giginya sekali lagi dan berkata "tolonglah, ampuni aku sekali ini saja, aku muhon" kata Sharma terisak isak, napasnya sudah tidak lagi lancar, semuanya penuh dengan sesak.
"Mengampunimu? Apa untungnya bagiku mengampuni seorang pengkhianat, orang yang sudah mengkhianati ayahku hingga ia harus berjuang sendirian sampai tetes darah terakhirnya" mengangkat bahu, Syn menjawab acuh tak acuh.
Memang begitu adanya, andai saja mereka sudah memiliki informasi yang mereka butuhkan, maka dia tidak akan repot repot untuk membuang waktu dengan seorang pengkhianat seperti dia ini.
