Walaupun sudah dalam keadaan yang sangat tersudut, Sharma masih menunjukkan arogansi, padahal ia sudah sangat tertekan pada saat yang sama. Jelas ia tidak ingin dipandang dengan rendah oleh anak anak kecil itu.
"Jangan macam macam? Berhentilah bermain main, apa kau sudah mulai pikun sehingga melupakan dosa dosa 10 tahun yang lalu?" Syn menatap Sharma dengan tatapan penuh kebencian, ada makna mendalam dibalik tatapan itu.
"Apa yang kau ketahi tentang dosaku 10 tahun yang lalu? Jangan coba coba mengarang cerita demi kenyamanan dirimu sendiri" Sharma menolak untuk mengakui apa yang dilemparkan padanya itu.
"Hidup seperti lintah yang hanya hinggap pada sapi yang gemuk, bukan begitu?" Kata kata sarkas dikeluarkan Syn untuk menyadarkan Sharma kalau dia memang mengetahui rahasia besar itu.
Disisi lain, Sharma yang mendengar kalimat itu juga memicingkan matanya dan mulai sedikit curiga, tapi ia tidak mengambil pusing dan langsung meraih HT dibalik jaketnya itu.
