Apa yang diucapkan Aura sangatlah masuk akal, sebab dari bukti yang mereka ambil selama berada di kompleks Alner juga anak yatim piatu yang di adopsi, ini mulai masuk akan untuk Nathan cerna. "Lalu ap–"
"Wah sial! Kalian rapat tanpa mengabari ku dulu," ujar Leo yang baru saja datang dengan nafasnya yang masih Tersenggal-senggal.
Aura menggebrak meja, tidak terima. "Apa maksudmu? Aku sudah menghubungimu lewat telfon dan mengiri kamu pesan tapi kau tidak menjawabnya. Tidak hanya itu, aku juga mencari mu ke seluruh ruangan tapi kau tidak ada di sana!" bantahnya.
"Benarkah? Maafkan aku." Leo mengulas senyum palsunya seraya menarik kursi dan duduk di samping Nathan.
"Ck!" Aura mencoba menfokuskan lagi segala pikirannya.
Karena semua orang yang ada disini sudah lengkap barulah Nathan melanjutkan pertanyaan yang sempat terpotong tadi. Setelah melihat dari beberapa gambar yang Aura potret ada satu foto yang membuat Nathan penasaran. "Lalu bagaimana dengan foto empat?"