Di kursi, Zefa duduk berhadapan dengan Maria sedangkan Nathan yang sedang membaca buku duduk di depan Agus. Mereka bertiga mendengarkan berita yang di ceritakan Maria mengenai masalah pagi ini dan berkaitan dengan Zefa.
"Bahkan berita ini sudah menyebar ke seluruh area sekolah, pasti reputasimu sebagai calon ketua osis pasti akan rusak," kata Maria yang cemas. Ia juga mengigit jemarinya untuk menunjukkan rasa panik yang menyerang.
Zefa menyangga dagunya di atas telapak tangan lalu menatap langit yang sedang berawan. "Aku tidak peduli dengan pandangan orang lain mengenai diriku karena yang terpenting tujuanku saat ini hanya satu yaitu, menjadi ketua osis." jelasnya. tekad Zefa semakin kuat. ia harus bisa menjadi pemimpin agar mengetahui semuanya.
"Cewek itu selalu mencari gara-gara dengan Zefa, haruskah kita menghajarnya?" tanya Maria sambil meremat tangannya karena gemas mengingat perlakuan Clare kepada Zefa.
