"Santai saja! Kamu juga akan dapat bagian dariku. Jangan menyindir gituh deh! Aku tahu kamu sirik kan sama si Nenih yang dibeliin baju oleh si Monika? Kau ini, Sunarti! Kau pikir aku juga tak memedulikan dirimu? Kau sudah banyak aku kasih ini dan itu." Kirani emosi pada Sunarti.
Sunarti pun nyengir. Maksud dari ucapannya itu ternyata dapat ditebak dengan mudah oleh majikannya sendiri—Kirani.
"Hehehe, enggak kok Nyonya. Maksud saya enggak gituh. Saya hanya –" Sunarti mengerjap.
Dia belum sempat melanjutkan perkataannya sebab Kirani memukul bahunya sangat keras dengan bantal kursi.
"Jangan bohong! Jangan berusaha menyindirku secara halus begitu! Kau tahu kan kalau aku bukan majikan yang pelit?" Kirani melotot. Matanya terlihat hampir saja meloncat keluar dari kelopaknya.
Sunarti pun jadi takut. "Iya, Nyonya iya. Maafkan atas ucapanku."
Kirani mengulurkan tangan kanannya. Itu pertanda Kirani meminta Sunarti untuk memberikan gelas air jeruknya.