Asih kembali menelan salivanya susah payah. Tenggorokkannya terasa semakin kesat.
Dan setelah mendengar ucapan Gisella yang barusan, hati Asih membenarkannya. Dia memang tidak bisa hidup sendiri di sini. Harus ada yang mendukungnya.
Asih juga tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya dirinya hidup sendirian menghadapi semua kenyataan ini. Menghadapi semua orang yang sama sekali tidak menyukainya.
Asih tidak tahu, dirinya harus percaya pada siapa di sini.
"Oh ya …." Gisella teringat sesuatu. "Kau masih ingat kasus perselingkuhan Famella dan Sandi?" Gisella mencoba mengingatkan Asih soal mereka.
Dan sudah tentu, Asih masih ingat. Asih tidak akan lupa soal itu.
Asih mengangguk. Asih merasa hawa dingin di sekitarnya semakin terasa.
Entah mungkin karena kejadian waktu itu masih terngiang-ngiang di benak Asih, dan membuat suasana mencekam kembali terasa.