Sekarang yang Asih pikirkan adalah soal dirinya sendiri. Apakah Asih bisa menolak jika dia merasa tak sanggup melayani nafsu suaminya sendiri?
Asih lelah. Ingin sekali dia tidur siang. Itu pun, kalau bisa. Dan diperbolehkan oleh suaminya.
Namun, saat kaki kecil nan jenjang milik Asih memasuki teras dalam Villa. Jantung Asih berdegup kencang.
Bukan hanya terkejut. Asih rasanya ingin mati.
Tapi, ada sensasi bahagia yang tidak bisa dia tutup-tutupi kala melihat seseorang yang sekarang berdiri di hadapan Asih dengan jarak sekitaran dua meter sambil memegang cangkir keramik yang terlihat asap keluar darinya. Itu pertanda berarti di dalam cangkir keramik tersebut berisi air panas.
Karena dia seorang lelaki, mungkin ia tengah memegang cangkir keramik yang di dalamnya terisi dengan air seduhan kopi.
***
"Punya nyali juga lo datang ke sini," ucap Alfred sambil bertengger di atas motor gedenya yang distandar ke tanah.