Selama perjalanan tidak ada percakapan sama sekali antara Adrian, Asih dan juga si pemilik mobil. Si Pemilik mobil tampak anteng mengemudi.
Sesekali dia memang berbicara tapi Asih tak paham dengan apa yang dia bicarakan. Adrian juga hanya tersenyum-senyum saja. Si Pemilik mobil itu seperti asyik sendiri dengan pembicaraannya.
Perjalanan terasa sangat panjang sekali sampai-sampai Asih tak sadar kalau dirinya tidur ke bahu anak tirinya sendiri.
Saat terbangun, Asih lihat Adrian tidak terusik sama sekali. Dia tetap menatap ke jalanan di depannya.
Dilihatnya pula, si pemilik mobil tersenyum-senyum. Mungkin dia mengira Asih adalah kekasihnya Adrian.
Asih pun sedikit menggeser tubuhnya. "Maaf," ucap Asih pada Adrian.
"Kau mau menggeser ka mana? Tempat duduknya sangat sempit. Kalau mau tidur lagi, silakan! Sekarang kita sedang berada dalam situasi darurat. Jadi, kuanggap wajar jika kamu kelelahan," ucap Adrian penuh pengertian.
Hati Asih pun tersentuh.
