"Kaya banget ya dia." Miftah tersenyum menanggapi cerita dari mereka yang sudah menunjukkan gerbang bagus untuk Miftah mendapatkan jawaban.
"Ya, begitulah. Namanya juga orang kaya. Bisa semaunya." Salah satu lagi menimpali dengan ekspresi mencibir.
Tapi kemudian, mereka tampak saling memberi kode. Ada juga yang saling berbisik. Sepertinya mereka takut karena sudah berkata demikian pada orang asing.
"Tapi Tuan Jajaka Purwa itu baik banget. Dia orangnya sangat dermawan," timpal yang lain lagi.
"Wah, pantas saja warga di sini terlihat sangat ceria ya Pak. Kesejahteraannya ternyata dibantu juga sama beliau. Pasti banyak yang mendoakan." Miftah berusaha mengimbangi obrolan mereka.
Terlihat, mereka saling pandang satu sama lain. Seperti tak mau membenarkan ucapan Miftah itu. Tapi tidak ada yang membantah. Mereka hanya tersenyum-senyum saja.
"Oh ya, istri barunya itu warga desa ini juga, Pak?" tanya Miftah lagi.