"Bara! Kamu ini ya. Kamu ini anak tiri aku. Yang sopan, kamu!" Kali ini, Asih menunjuk wajah Bara. Dekat.
Bara pun tercengang. Asih terlalu berani.
Dan apa barusan? Asih mengingatkan Bara tentang statusnya sebagai anak tiri?
Asih sudah berani memposisikan dirinya sebagai ibu tirinya Bara?
Status yang awalnya dilihat oleh Bara adalah aib bagi Asih?
Asih sudah mengakuinya terang-terangan?
Itu membuat Bara seketika tertawa.
Tawa yang menyindir.
"Hahahah." Bara juga menepuk-nepuk kemudi, memegang kepalanya sendiri dan beralih pandang ke sembarang arah.
Dia seperti orang gila di mata Asih. Bibir Asih sampai menyungkit sebelah karena melihat kegilaannya ini.
"Anak tiri? Gue? Anak tiri lo?" Bara memandang Asih dengan pandangan kosong.
"Hei! Fokus ke depan," kata Asih, memerintah.
Asih takut Bara lepas kendali dan tanpa sengaja melepaskan kemudinya.
Asih tidak mau mati secara tragis di jalan raya. Tidak mau.
Tapi seperti yang Asih duga. Bara memang tidak mau mendengarkannya.