Asih merasa perintah Jajaka Purwa itu tidaklah baik. Bagaimana bisa dia menyuruh Asih untuk masuk ke dalam rumah di saat Neneng dan Roni masih di sini?
Itu tidak sopan, pikirnya. Tapi entah seperti apa bentuk otak Jajaka Purwa, sampai dia berani bersikap seperti ini.
Dia memang orang yang tidak punya perasaan, pikir Asih.
"Asih!" tegur Jajaka Purwa keras.
Asih pun dengan terpaksa menurut.
Dia melihat dulu pada Neneng dan Roni yang mengangguk padanya, memperbolehkan Asih untuk masuk ke dalam rumah dan tak perlu mengkhawatirkan mereka berdua.
"Masuk ke dalam!" ucap Jajaka Purwa sambil menunjuk ke dalam rumah.
Asih pun kemudian pergi. Kedua matanya meneteskan air bening. Asih merasa tidak enak pada Roni dan Neneng.
Setelah Asih pergi, Jajaka Purwa semakin menatap Roni dan Neneng dengan penuh kebencian.
"Bisakah kalian pergi dari sini? Kalian sudah tidak satu level dengan Asih. Kalian paham?" Jajaka Purwa menatap Roni dengan sangat tajam.