Bara menundukkan kepala, pura-pura bersalah tapi dia mengelak kalau tidak mengetuk pintu.
Sedari tadi dia mengetuk-ngetuk pintu tapi tidak ada jawaban, jadi Bara langsung masuk saja dan apa yang sudah dia lihat sendiri sangat menjijikkan menurutnya.
"Maaf Yah, aku tadi sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Jadi –"
Penjelasan Bara langsung dipotong. "Iya, ayah terima alasanmu. Sekarang kamu mau ambil hadiahmu, bukan?"
Bara tersenyum, dengan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya ingin segera mendapatkan hadiah.
'Hadiah?' Asih bergumam pelan.
Asih curiga mengapa Bara diberikan hadiah oleh ayahnya padahal dia tidak sedang ulang tahun, karena kalau ulang tahun pun pastinya akan ada pesta besar dan syukuran sedangkan sekarang tidak ada sama sekali.
Jajaka Purwa kemudian membuka laci mejanya, mengambil sesuatu dann dilemparkannya sebuah kunci pada Bara yang langsung dia tangkap dengan gesit. Bara tersenyum lebar.