Habisnya sih, Bara terkenal. Terkenal dengan banyak hal.
Tapi, Bara cukup berkawan dengan para pekerja di sekolah. Semisal pak satpam satu ini.
Namanya pak Mardi.
Asih mengangguk. "Iya, Pak. Tapi dia mau jemput aku. Cuman anehnya, kenapa ya jam segini belum datang?" Asih bingung.
"Datang ke sininya mungkin telat. Terus kecegat macet." Pak Mardi menduganya begitu.
Walaupun dalam hati, dia menduga hal yang berbeda. Yaitu, pastinya Bara malas menjemput. Pak Mardi sudah tahu bagaimana sikap Bara.
TIDITTT! DITTT! TIDITTT!
Suara klakson mobil terdengar. Membuyarkan obrolan Asih dan pak Mardi.
"Nah, tuh Bara!" Pak Mardi ikut senang dengan kedatangan Bara.
Karena itu berarti, Asih tidak perlu susah payah berdiri berjam-jam di dekat gerbang sekolah yang sebentar lagi akan ditutup.
"Woy, cepet masuk!" teriak Bara yang mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil.
Asih menatapnya sebal.
'Lihatlah si Bara itu! Dia sekarang memakai kacamata hitam. Sok gaul.' Asih bergumam dalam hati.