Hati Asih sakit sekali. Dia tak mau bicara sedikit pun. Pikirnya, percuma saja Asih bilang apa alasan Asih menikah dengan Jajaka Purwa. Karena menurut Asih, Hani memang tidak akan paham dan juga pastinya dia tidak akan peduli. Hani bisanya hanya menyindir Asih saja.
"Enak banget ya masih disekolahin, ini itu segala macamnya. Keluarga lo di sana juga dikasih kemewahan sama Ayah gue. Gak ada sedikit pun kekurangannya. Apa karena kurangnya harta, lo begitu semangat jadi istri muda? Gue gak ngerti deh pemikiran-pemikiran para perempuan primitif kayak lo. Segitu butanya karena harta." Hani semakin senang menjatuhkan Asih. "Lo tahu gak sih kalau keberadaan lo di sini membuat gue sebal, hah? Tahu dong ya? Kita semua di sini tuh ya, gak mau nerima keberadaan lo. Dan lo seharusnya sadar diri. Jangan banyak bertingkah ya!"
Asih tidak sanggup mendengar ucapan-ucapan Hani padanya. Asih pikir, semua tudingan Hani padanya tidaklah benar.