Terlebih lagi karena tadi dia sempat melihat sekumpulan orang-orang yang mabuk dan mereka menatap Asih dengan pandangan jahatnya. Seolah-olah Asih adalah mangsa yang empuk untuk mereka gigit.
"Tenanglah! Aku punya seorang teman yang tinggal di daerah ini," kata Adrian.
Asih yang mendengar penuturannya pun merasa kalau Adrian sudah gila.
Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Bisa-bisanya Adrian berbohong di saat seperti ini hanya untuk menenangkan Asih.
"Apa kau bilang? Jangan bercanda!" Asih mengeraskan suaranya.
"Aku tidak bercanda." Adrian justru menanggapinya dengan tenang.
"Lalu? Kalau kamu di sini punya teman, kenapa enggak dari tadi kamu bilang? Kamu ini gila atau bagaimana sih?" Asih mulai emosi.
Tapi Adrian berusaha tak peduli dan memilih untuk menarik tangan Asih agar mengikuti ke mana langkah kaki Adrian pergi.
"Hei! Kasar sekali," ucap Asih. Kesal.