"Kak, kita tetap membutuhkan orang lain. Aku yakin kalau yang Mahakuasa tidak akan membiarkan kita diperdaya oleh orang yang salah. Aku janji, aku akan berhati-hati." Asih berusaha menenangkan hati Dandi sekaligus mengakhiri obrolan mereka.
Terlebih lagi Asih merasa seperti ada suara langkah kaki yang mendekati kamar hotelnya.
Asih mengira itu adalah Jajaka Purwa. Tapi anehnya, dia mengetuk-ngetuk pintu kamar hotel Asih.
Jika itu adalah Jajaka Purwa, mana mungkin lelaki tua itu mengetuk-ngetuk pintu? Dia kan punya kartu acces, dan bisa dengan mudah untuk masuk tanpa perlu meminta Asih yang sekarang berada di dalam kamar untuk membukakan pintu untuknya.
"Siapa?" tanya Asih, cemas.
'Apa dia Hantu?' batin Asih jadi takut.
Bulu kuduknya berdiri, terasa seperti ada angin yang berhembus. Dan semakin terasa merinding ketika orang yang mengetuk pintu tersebut seperti sudah hilang. Tidak terdengar ada pergerakan apa pun di luar sana.
