Asih menggigit bibir bawahnya. Lagi-lagi, Asih tidak boleh membantah.
Awalnya Asih tidak ingin buru-buru menjawab. Dia sedang menyiapkan diri dulu. Lalu berselang satu menit kemudiannya, dengan cepat Asih menyahut, "ya. Tunggu sebentar!"
"Aku setia menunggu," balas Jajaka Purwa dengan senyuman lebar.
Tak lama, Asih pun membukakan pintu kamar mandi agar Jajaka Purwa Purwa bisa masuk.
Namun, saat Asih keluar. Jajaka purwa sangatlah terkejut melihatnya.
"Kau sudah selesai" Jajaka Purwa tak yakin.
"Iya. Aku sudah lima belas menit yang lalu," jawab Asih, jujur, "kalau Tuan ingin mandi, silakan." Asih sudah memakai handuk dan siap untuk keluar.
Asih yang buru-buru keluar, langkahnya dicegah oleh Jajaka Purwa yang langsung kembali menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi.
"Tuan, aku mau berganti pakaian." Asih ingin keluar. Tapi Jajaka Purwa sudah mengunci pintu kamar mandi dengan cepat.
"Jangan buru-buru! Kita bisa bermain terdahulu di sini."
"Tapi, Tuan –"