"Terima kasih atas semuanya." Asih hanya bisa berucap demikian untuk mengharagi usaha Jajaka Purwa.
Jajaka Purwa tersenyum.
Dia sudah tak peduli lagi dengan respon Asih. Dia terlalu bahagia melihat kecantikan Asih hari ini.
Warna jingga dari senja juga menambah wajah polos perempuan di depannya ini menjadi sangat indah sekali.
Jajaka Purwa meraih tangan Asih. Mengelus-elusnya sesuka hati.
"Maafkan aku ya. Kemarin-kemarin aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku," katanya, meminta maaf.
Padahal Asih tidak membutuhkannya.
Asih justru sangat bersyukur dengan kesibukan Jajaka Purwa karena itu membuat hubungannya dengan Asih tidak terlalu intens.
"Kita akan segera berangkat ke Amerika. Kamu bisa berlibur sepuasnya denganku di sana. Dan aku juga mengizinkanmu untuk bertemu dengan keluargamu sebelum kita berlibur sekeluarga." Jajaka Purwa masih tetap menampakkan senyum lebarnya.
Asih sungguh ingin muntah.