Ani juga memerhatikan kondisi fisik Asih, takutnya Jajaka Purwa sudah berbuat yang tidak-tidak pada Asih. Seperti menyiksa Asih dan sebagainya.
Ani meraba-raba wajah, bahu dan melihat-lihat sekujur tubuh Asih dari kepala sampai ujung kakinya. Bentuk perhatian seorang ibu.
Asih pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku baik-baik saja, Bu. Hanya saja aku sangat rindu pada Ibu dan Ayah." Asih masih tersenyum haru, dan buliran air mata tak berhenti mengali di kedua pipinya.
Dan tiba-tiba, sang Ayah—Asep pun juga ikut keluar. Tadi dia mendengar keributan yang tidak dia ketahui dari suara obrolan Ani—istrinya, dan suara Asih yang tadi masih diragukannya.
"Asih!" panggil Asep, terkejut setelah dilihatnya anaknya—Asih sekarang ada di hadapannya.
"Ayah!" panggil Asih. Kembali terisak. Terharu dan juga sakit sekali di dadanya.
Kemudian, Asih pun memeluk sang Ayah. Asep juga mendekati Asih. Memeluk anak perempuan yang sekarang tinggal satu-satunya ini.