Asih membelototinya.
Dan karena Bara juga tidak mau kena marah Jajaka Purwa, ayahnya sendiri yang sekarang sedang sibuk bicara pada Asih. Bara pun diam.
Tapi dia tidak berhenti berulah.
Bara bersiul-siul dengan sengaja.
Sementara Asih berusaha untuk tidak terpancing lebih emosi lagi.
Asih menyimak perkataan dari suaminya yang bilang kalau dia tidak bisa menepati janjinya dan lebih menyerahkannya pada Bara saja.
"Maaf, Asih. Sepulang mengantar Pak Hanantyo, saya ada urusan lagi. Tapi saya tidak ingin membatalkan pertemuanmu dengan orang tuamu itu. Jadi, saya tugaskan Bara untuk mengantar kamu. Dan karena saya harus buru-buru, saya akan langsung tutup panggilan teleponnya ya. Hati-hati di jalan ya, Sayang," ucap Jajaka Purwa.
Dia romantis sekali. Tapi terdengar oleh Asih sebagai bentuk perilaku perhatian yang menjijikan sekali.
Asih tidak suka.
Asih sebenarnya malu mendengar ucapan Jajaka Purwa yang memanggilnya 'sayang'. Karena sekarang, ada Bara juga di sebelahnya.