Tapi Hilman pura-pura cuek dan ikut melangkah membuntuti Bara. Tobi ditinggal.
"Heh, woy! Gue juga teman lo. Kok lo cuek gituh sih?" Tobi berteriak di belakang Hilman. Dia masih mematung.
"Lah … salah lo sendiri cari gara-gara. Mau jemput maut lo sendiri emang?" gerutu Hilman sambil tetap melangkah, menuju kelas, menjauh dari Tobi yang sekarang masih belum membuntutinya.
"Sialan!" Tobi mengumpat. Kesal. Tapi dia juga tidak bisa berdiam saja.
Dan akhirnya, dia pun berlari untuk segera menyusul langkah Hilman dan Bara yang sudah cukup jauh dari posisinya sekarang.
Setiba ketiganya di kelas, mereka langsung ke meja mereka masing-masing.
Dari kejauhan, Asih sudah bisa menyadari kehadiran Bara. Asih memerhatikan langkahnya yang mulai mendekat sebab bangku Bara memang di sebelah Asih.
Dan yang membuat alis Asih berkerut adalah, ekspresi Bara yang terlihat seperti bara api.
"Dia lagi enggak beres, sudah kuduga," gumam Asih sambil mendecak.
Bara menatap Asih dengan tajam.
