Bara menelan salivanya.
Pikiran Bara melesat ke memori dulu. Kebersamaannya dengan Karin dan juga Miftah.
Tiba-tiba, seperti ada kerinduan tersendiri di dada Bara terhadap kenangan dulu itu.
Tapi Bara tahu, kalau masa-masa itu sudah terlewat. Dan Bara hanya bisa tersenyum samar.
Asih bisa melihat kegetiran yang tengah dirasakan oleh Bara.
Sebenarnya, Asih bisa melihat sedikit permasalahan di antara mereka.
Meskipun Asih tidak tahu lebih banyak dan apa masalah sebenarnya hingga membuat Bara seperti ingin menjauhi keduanya.
Dan Asih pun juga sudah tahu kalau Bara pada Miftah bukan hanya menjauh.
Tapi memang Bara sudah melabeli Miftah adalah seorang musuh baginya.
Asih masih belum mengerti konflik apa di antara mereka sebenarnya.
Karena menurut Asih, perkara remaja itu hal kecil yang bisa dibenahi.
Tak perlu berlarut seperti kisah Bara dan Miftah yang sangat terlihat kalau keduanya punya dendam masing-masing.