"Semua undangan sudah dikirim, kan?" Monika bertanya pada Ucung dan Nanang.
Ucup dan Nanang pun mengangguk bersamaan. "Sudah, Nyonya. Semuanya sudah dikirim."
Monika pun tersenyum puas. "Baiklah, berarti semuanya memang sudah sempurna," katanya, sambil mencoret daftar-daftar rincian persiapan yang sudah dia tulis di buku kecil yang sekarang sedang dia pegang.
Kirani yang duduk tak jauh dari Monika, dia terus melihat ke jendela.
Gorden jendela terbuka setengahnya, dia dapat melihat hujan lebat di luar sana.
Sesekali, Kirani melihat layar handphone miliknya yang dia pegang.
Menunggu balasan pesan dari putra pertamanya—Adrian. Tapi sampai sekarang masih belum ada.
Di tempat lain, tepatnya di kamar Adrian. Bara tengah terbaring di ranjang Kakaknya itu.
Dia juga tengah menunggu kedatangan Adrian yang tak kunjung pulang.
"Katanya, dia cuman sebentar. Kenapa lama sekali?" gumam Bara sambil melirik ke luar jendela yang terbuka.
Sebagai seorang adik, tentunya Bara sangat khawatir.