Chereads / Hope! Oh My Angels / Chapter 30 - Bintang 29

Chapter 30 - Bintang 29

Rigel langsung melesat ke balkon, tapi sia-sia dia tidak melihat siapa pun di sana. Veeneta menghela napas lega lalu menatap kembali pria yang berdiri di depannya.

Semua alfa kelompok Rigel yang tadinya bersiaga menurunkan bahu mereka dan bersikap rileks.

Semuanya sekarang sudah berdiri saling menatap di ruang tamu, Veeneta mengendarkan pandangannya ke semua orang dan lalu berkata, "Sebaiknya kalian semua kembali, aku baik-baik saja, maaf membuat semua orang terkejut."

"Nona, aku akan tetap di sini." Jawab si pria.

"Silakan asal jangan sampai pandanganku melihatmu."

"Baiklah." Jawab si pria lalu dia menatap ke kelompok Rigel hidungnya mengendus tajam.

"Kalian klan alfa dari Virgin Lands? Dia bertanya dengan penasaran, "Apa yang kalian lakukan di sini?"

Veeneta langsung menjawabnya, "Dia tetangga, hanya tetangaku jadi sebaiknya tidak perlu dipermasalahkan."

Semua orang yang mendengar menatap Veeneta, gadis ini sangat baik atau memang dia tidak mengetahui situasinya sama sekali.

Rigel menatap si pria dengan dingin.

"Tapi Nona …"

"Tidak perlu khawatir, aku sudah mengenal dia." Ucap Veeneta menunjuk ke arah Rigel, "Dan dia satu kampus denganku. Jadi aku rasa tidak ada masalah."

Si pria itu menatap Rigel yang sedari tadi juga menatapnya.

"Aku hanya memberi peringatan pada kalian, jangan mengganggu Nona kami."

"Hei, sudah aku katakan aku baik-baik saja, OK! Ayah …" Veeneta menatap keluar jendela, dia tahu pasti ayahnya sedang melihat semua kejadiannya.

Tidak berapa lama, ponsel milik si pria bergetar, dia langsung menjawabnya dengan sangat sopan, "Baik Tuan."

Veeneta menarik napas panjang dan berkata lagi, "Apa kubilang, sudah aku ingin tidur lebih awal."

Setelah berkata Veeneta tidak memperdulikan semua orang, dia langsung masuk ke kamarnya.

Veeneta sejak kecil sudah sering melihat perseteruan antara klan vampir dan klan serigala, dan itu membuatnya merasa tidak menarik dan dia juga bersikap biasa saja. Hanya saja, apa yang ingin dilakukan para serigala itu di sini?

Apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini?

Veeneta tidak bisa tidur pada akhirnya, dia hanya bisa berguling-guling di tempat tidurnya dan mengingat sosok yang berdiri di balkon rumahnya tadi, dia melihatnya dengan jelas.

Memikirkan itu Veeneta langsung meraih ponselnya.

Sebuah panggilan video call kepada ayahnya.

"Ada apa sayangku?" sapa ayah Veeneta saat dia menerima panggilan video call putrinya tercinta.

"Ayah, apa bisa bantu aku kirimkan rekaman sosok yang berada di balkon rumahku tadi?"

"Vee, tidak perlu dipikirkan, tidak ada siapa-siapa di sana."

"Ayah, jangan bohong. Aku tahu kalau Ayah berbohong alis ayah berkedut."

"Hahaha … kamu … "

"Ayolah, beri tahu aku, rekaman videonya."

"Baiklah … sebentar. Tapi, apa kamu baik-baik saja sayangku?"

"Hm … Ayah bisa melihatnya sendiri kan, lalu mengapa Ayah mengirimkan pria botak itu ke sini?"

"Dia …" ayahnya sedang sibuk membuka laptop, terlihat gambar video ayah Veeneta dari samping, ponsel ayahnya diletakkan di samping.

"Ayah, kenapa?"

"Tunggu sepertinya ada sesuatu yang salah, tapi seharusnya ini tidak pernah terjadi sebelumnya."

"Ayah, ada apa?"

"Rekaman itu menghilang."

"Hah? Ayah …"

"Vee …" wajah ayahnya kini terlihat jelas.

"Ayah, ada apa sebenarnya?"

"Ayah tidak tahu sebelumnya tidak pernah seperti ini. Baiklah, lebih kamu tidur sekarang,ok sayang, besok adalah hari pertama kamu masuk kuliah, jangan sampai terlambat. Ayah akan meminta penjelasan pada anak buah ayah."

"Baiklah Ayah."

"Love you Vee …"

"Love you Ayahku."

Setelah itu sambungan video call itu terputus.

"Apa yang terjadi?" gusar Kenichi memeriksa detail rekaman miliknya yang tiba-tiba menghilang.

"Ooii … semuanya beri aku penjelasan kenapa server kalian bisa seperti ini?" teriak Kenichi pada anak buahnya pada layar monitor.

Di ruangan lainya ada lebih dari lima puluh pria mengenakan jas hitam rapi duduk di depan komputer berlayar tipis dan besar sedang sibuk mencari tahu kenapa beberapa folder milik mereka hilang dan server mereka di hack oleh seseorang.

"Tuan Kaneshiro, kamu mohon maaf, seseorang membobol server milik kita beberapa menit yang lalu dan beberapa rekaman video di rumah Nona menghilang."

"KALIAN … CEPAT CARI TAHU ALAMAT IP PEMBOBOL ITU …. AKU AKAN MEMBUNUH MEREKA SEMUA." Teriak Kanechi Kaneshiro dengan geram, dia menggebrak meja.

"Ba-baik Tuan." Jawab anak buahnya dengan suara gemetar dan terbata-bata saking takutnya.

"Aku akan membunuh kalian yang mencoba membuatku seperti ini." Ujar Kanechi pada dirinya sendiri menatap layar komputer miliknya.

….

"Apa kamu sudah membereskan semuanya?" tanya Mintaka pada salah satu anak buahnya.

"Sudah Tuan."

"Bagus, pastikan mereka tidak bisa menemukan alamat IP kita di sini."

"Mereka tidak akan menemukan kita, karena aku menggunakan alamat IP orang lain."

"Kamu menggunakan milik siapa kali ini?" tanya Mintaka.

"Sebuah klub malam."

"Hah?"

"Apa?" Ujar Mintaka terkejut.

"Aku kesal tempat ini mempekerjakan anak-anak dibawah umur." Jawab anak buahnya, mendengar itu Mintaka bisa memahami perasaan anak buahnya.

"Ya sudah terserah kamu saja, kirim file rekaman it uke ponselku sekarang juga."

"Baik."

Setelah itu sebuah folder terkirim ke ponsel milik Mintaka.

"Apa hanya ini saja Tuan?" tanya si anak buah.

"Hm, kalau begitu terima kasih. Tolong rahasiakan ini pada siapa pun termasuk Misaki. Di mana dia sekarang?"

"Kami sudah membawanya kembali ke rumahnya dan memberikan dia obat tidur."

"Ya sudah. Kalian beristirahatlah." Ujar Mintaka.

Alis semua orang berkerut mendengar ucapan Mintaka, bosnya itu lupa kalau mereka bahkan tidak pernah tidur sepanjang malam.

Bagaimana mungkin mereka bisa tidur, mereka kan … vampir.

Mengingat itu semuanya tersenyum saling berpandangan saat Mintaka keluar dari ruangan khusus yang ada di sebuah gedung mewah dan tinggi di pusat Tokyo.

Hanya Mintaka dan Rosie yang tahu tentang tempat ini.

Dan juga ayahnya, Zeus.

….

Kelompok Rigel sudah kembali ke rumah Rigel, pria yang dikirim ayah Veeneta masih berjaga di luar rumah Veeneta.

"Tuan, apa yang harus kita lakukan, ayah gadis itu akan mengetahuinya kalau kita …"

"Tidak perlu khawatir, dari awal ayahnya pasti sudah tahu tentang kita. Apa kamu pikir ayah gadis itu tidak melindungi putrinya dengan baik. Kenapa Veeneta dibiarkan sendirian selama penerbangan ke sini dan padahal itu membahayakan hidupnya. Karena dia tahu, kita akan bertemu dengan anaknya."

"Jadi?" tanya yang lainnya.

"Kalian bersikaplah yang normal. Lalu ke mana Aurie dan Carinae?" Rigel mencari mereka berdua, sejak tadi mereka tidak ada.

"Mereka pergi ke suatu tempat Tuan."

"Hah, padahal ini bukan liburan, mereka …" Rigel terdengar kesal, semua orang menunduk dan mengiyakan ucapan tuannya ini.

"Ya sudah, aku akan menghubunginya nanti, sebaiknya kalian kembali ke tempat kalian masing-masing."

"Baik Tuan."

Setelah itu kelompok itu membubarkan diri masing-masing.

Rigel menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur menatap langit-langit kamarnya.

"Kalau memang dia orangnya, seharusnya …"

"Tuan, seharusnya apa?" terdengar serigala dari dalam tubuhnya.

"Bukankah perasaan itu ada?" tanya Rigel pada si serigala yang ada di dalam tubuhnya.

"Apakah itu menghilang lagi?"

"Aku tidak tahu, tapi … aku yakin dia orangnya."

"Pasanganmu? Kalau kau yakin, berpikirlah seperti itu saja jangan ragu."

"Hahaha … kau senang ya."

"Aku? Sepertinya Tuan yang lebih senang saat bertemu dengan gadis itu."

'Sudahlah, aku mau tidur. Sialan kenapa Carinae pergi sih."

"Mereka memiliki sesuatu yang ingin mereka lakukan dan itu …" ujar si serigala.

"Aku tahu, jangan berisik."

"Jantungmu berdebar-debar Tuan."

"Aish, sialan!"

"Apa kau memikirkan sesuatu."

"Serigala diam kau atau …"

"Membunuhku sama saja membunuh dirimu sendiri, Tuan." Jawab si serigala.

"Kau …" Rigel menutup kepalanya dengan bantal berteriak keras.

….

[Rosie, kamu selidiki gadis ini, ini alamatnya.]

Sebuah pesan masuk di ponsel milik Rosie saat dia diam-diam memperhatikan Misaki yang tertidur lelap akibat obat tidur yang mereka berikan saat mereka menangkap Misaki tengah berkeliaran di rumah Veeneta.

[Baik Tuan.]

Balas Rosie dengan cepat.

'Aku tahu, anak ini sungguh kasihan. Tapi, kalau kita tidak menjaganya dia bahkan akan membuat dirinya semakin menderita.'

Batin Rosie dalam hatinya, bagaimana pun Rosie sudah menganggap Misaki seperti putranya sendiri, dia sangat menyayanginya semenjak Misaki dibawah ke kastil saat dia terluka parah malam itu dan Rosie berjanji akan selalu melindunginya.

"Maafkan aku, Misaki-chan. Ibu dan ayahmu, suatu saat kalian pasti bertemu."

Ucap Rosie dengan tatapan penuh rasa belas kasihan pada Misaki.

Setelah itu Rosie pergi keluar melesat secepat kilat, dia sudah berada di balkon rumah Veeneta.

Saat dia berdiri sosok pria yang menjaga Veeneta melihat lalu menegurnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Rosie menoleh lalu tersenyum, dia sudah tahu ada seseorang yang menjaga Veeneta.

"Katakan pada Tuanmu, kami tidak akan ikut campur dalam urusan putrinya. Aku tahu, Vee datang ke sini hanya ingin menjadi manusia normal bukan?"

"Kalau kau sudah tahu seharusnya tidak perlu datang ke sini."

"Aku ke sini hanya ingin memastikan."

"Apa karena tahanan kalian selalu ingin melihat Nona kami?"

"Kami tidak akan membiarkan Misaki mendekatinya, kalian tahu apa yang akan terjadi kalau mereka akhirnya bertemu?"

Rosie menatap tajam lelaki yang usianya sama dengannya.

Meski sudah lama mereka tidak bertemu, mereka masih saling mengingat.

"Kupikir kita tidak akan bertemu kembali, kau masih angkuh dan arogan seperti dulu, pelayan Keluarga Zeus." Cibir si pria.

"Sota-san, bagaimana aku bisa berubah, meski aku hanya seorang pelayan tapi aku masih lebih mulia dibandingkan dirimu."

"Kau …" Sota Kaneshiro, salah satu vampir dari Keluarga Kaneshiro. Dia adalah keluarga ayah Veeneta dan sosok yang paling setia menjaga Veeneta.

"Aku akan membakar tubuhmu." Geram Sota menatap tajam pada Rosie.

"Boleh saja, aku pikir sebelum kau membunuhku, mungkin kau yang lebih dulu dibawa oleh …"

"Kau …"

Sota terlihat gugup dan takut. Bagaimana pun, Keluarga Zeus dan semua anggota klannya mendapat perlindungan khusus di negeri Sakura.

Kalau Sota menyerang Rosie, itu sama saja bunuh diri.

Rosie mencibir dan berkata, "Aku hanya ingin memastikan saja, ternyata benar dia adalah gadis itu. Jangan khawatir, kami tidak akan pernah mendekati Vee."

"Bagaimana dengan si kembar, anak bungsunya tertarik pada Vee sejak mereka bertemu di pesawat."

"Itu namanya bukan tertarik tapi dia menginginkan sesuatu." Rosie menyeringai.

"Kau, awas saja kalau sampai mereka melakukan sesuatu …"

"Jangan mengancamku, justru aku yang akan membuat Vee jauh dari mereka semua. Camkan itu, Beri tahu Tuanmu, jaga putrinya dengan baik, semua klan sudah mulai berdatangan semenjak Vee keluar dari sarangnya."

Setelah itu Rosie melesat terbang meninggalkan Sota yang masih berdiri bergeming mengepal tinjunya dengan kuat.