Niken menerima itu dengan senang hati, dirinya memang mudah lapar.
"Ini siapa sih yang punya desa ini, kenapa coba jalanya gak di bagian, ini gak baik buat keadaan kamu yang hamil Sinta, nanti kamu pasti akan pergi ke desa ini setiap bulan bukan, nanti aku bakalan minta mas Kenzo untuk mengaspal atau mengecor jalanan ini!" Ujar Niken sambil memasukan buah kedalam mulutnya.
Sinta dan Nurma sontak terkejut mendengar ucapan majikannya itu.
"Ini jalanan pemerintah nyonya, jadi jika harus di aspal ya harus menunggu kebijakan dari pemerintah!" Ujar unta menjelaskan.
Entah kenapa belakangan ini Niken sudah sangat mirip dengan Kenzo yang apa-apa langsung menggunakan uang saja
"Sejuk juga ya, oh ya Rian, bukanya atap mobil ini bisa di buka ya?* Ujar Niken sambil menatap kearah Rian.
"Bisa nyonya, memangnya ada apa?"
"Tolong bukakan, saya mau keluar saya mau menikmati udara dari luar!"
Rian menatap kearah belakang.
"Tidak boleh, itu tindakan bahaya, saya tidak berani!"