Chereads / Hello Boy / Chapter 19 - keceplosan

Chapter 19 - keceplosan

"Hai Ranii. Sendirian aja. lu udah pesan blom?" Ucap Billy menghampiri Rani di kantin

"Udah kok, ini gw mau lanjut kerja lagi."

"Eh cepet amat. Bentardong tungguin gw. Temain gw makan ya. Gw gak biasa makan sendiri hehhe."

"Emang sebelumnya makan bareng siapa?"

"Sama Pak Bos, tapi tadi dia buru gitu gak tau kemana. Tapi kayanya pasti jemput Tiara deh kan biasanaya juga jam segini Tuh si Boy pulang dan jemput Tiara."

"Jempu Tiara? Kenapa dijemput? Mereka ada hubungan apa?"

"Ehh lo kenal Tira ya?"

"Iya dia sahabatnya adek aku."

"Lo punya adek? Satu kampus sama Tiara?"

"Iya kemarin kan aku juga udah bilang harunya adek aku yang nerusin perusahaan ini. Tapi karna dia masih kliah jadi aku yang megang dulu."

"Ohhhh iya. Aku lupa. Jadi adek kamu si Ogi kan? Astaga gw lupaa."

"Jadi Ara sama Boy ada hubungan apaan?"

"Mereka kan tinggal bareng jadi Boy jemput Araa... Eh gak jadi deh. Gw ada urusan nih. Pesanan gw ambil aja ya buat lo biar semangat kerjanya. Dahhh." Billy pun meninggalkan Rani karena dia sudah keceplosan memberitahu hubungan Boy dan Ara.

"Ehhhh Billlll..... Billy kenapa ya tadi. Tiara dan Boy tinggal bareng? Bagas tau gak ya soal ini."

Tiara sedang memasak untuk makan siang mereka. Dia merasa aneh tumben Ogi menolak masakan Tiara, karna biasanya dia juga pasti suka makan masakannya walau sudah makan dari rumah.

"Dimana teman lo itu?" Tanya Boy sembari duduk di meja makan

"Ogi dah pulang, katanya ada urusan."

"Ohhh baguslah kalo begitu."

"Apanya yang bagus?"

"Iya dia punya urusan. Biar gak gangguin rumah orang lagi kan."

"Dasar ya Boy. Nihhh dah matang. Mending makan aja dari pada ngomong gak jelas."

" Apanya yang gak jelas sih. Jelas jelas kan dia gangguin kita mulu."

"Kita? Aku gak mersa keganggu kok. Udah dehhh sekarang kita akan yang tenang ya gak usah mikirin Ogi lagi. Selamat makan."

"Selamat makan."

"Enak gak?."

"Enak."

"Tumben mau jaeab. Biasanya jawabannya yang penting bisa diamkan."

"Hmmm." Jawab Boy

"hahaha. Malu ya karna dah jawab jujur."

"Gak kok. Buat apa malu. Itu kuliah lo berapa lama lagi?"

"Kayanya satu bulan lagi deh. Gw juga udah nyiapin skripsi."

"Hmmm. Kalo gitu habis lo lulus kita langsung rencanain pernikahan ya."

"Ohhok hok hok." Tiba tiba Tiara batuk karna terkejut mendengar ucapan Boy

"Ehhh pelan pelan nih minum dulu." Memberikan inum kepada Tira

"Makasih Boy."

"Lo jadi buat gak selera makan nihhh."

"Lo sihhh ngapain ngomongin nikah segala. Emang siapa yang mau nikah sama kamu?"

"Lah kemarin kan gw dah bilang kalo lo gak jawab berarti setuju dong. Iya kan? Dan lo juga gak jawab."

"Boyyy, bukan berarti gw setuju. Gw masih perlu mikirin seuanya."

"Lo mikirin apa lagi? Kan lo gak mau ada gosip yang aneh aneh kan . Yaudah jalan terbaiknya kita nikah aja."

"Lo kenapa sih mau nikah sma gw. Atau jangan jangan lo suka lagi ya sama gw."

"Sebenarnya Ra. Gw itu anak durhaka yang sering membantah bokap dulu. Gw gak pernah mau dengerin apa kata bokap gw."

"Bokap lo udah ga ada ya?"

"Iya Ra. Gw dulu sering buat masalah sampai sampai bokap kena serangan jantung dan akhirnya meninggal."

"jadi hubungannya dengan pernikahan apa?"

"Jadi gw baca buku hariannya. Dia tulis semuanya tentang gw. Dan diakhir dia minta suapa gw bisa jagain lo dan nikah sama lo agar gw bisa jagain lo sampai tua nanti."

"Gw? Kenapa bisa ke Gw?"

"Dulunya orang tua lo pernah bekerja sama dengan perusahaan bokap. Tetapi keadaan berubah. Orang tua lo akhirnya bangkrut dan perusahaan kami juga ikut down tapi masih bisa memperbaiki semuanya karna msih perusahaan kecil awalnya. Tetapi perusahaan kalian itu tidak bisa tertolong lagi makanya orang tua lo punya banyak hutang."

"Itu kita masih kecil banget pasti ya. Soalnya au gak ingat."

"Iya Ra. Kita masih kecil. Dan untuk membalas kebaikan kalian, orang tua lo meminta suapa lo bisa jadi bagian dari keluarga kami. Dan mereka sepakat bahwa mereka sudah menjodohkan kita saat itu."

"Gw gak tau orang tua gw sepeduli itu sama gw. Gw belum sempat tau gimana rasanya mereka menyayangi gw."

"Jadi karna itu Ra, Gw terus ajakin lo untuk nikah."

"Tapi nikah itu gak gampang Boyyy."

"Bantu gw ya Ra untuk nebusin kesalahan gw sama Bokap gw."

"Gw pikir pikir lagi ya Boy. Dan gw juga harus minta persetujuan sama kakak Gw."

"Iya. Lain waktu ajak Bagas aja biar jumpa ama Gw nanti biar gw yang ngomong."

"Lo tau dari mana Bagas kakak Gw?"

"Mudah kok kalo masalah gitu. Dan muka lo iti jelas banget kalo lagi bohong Ra. Makanya lain kali jangan bohongin gw."

"ihhhh Boy Apaan sih. Gak seru deh.."

" Tapi kayanya Bagas juga pasti tahu kok masalah perjodohan ini."

" Gw gak tau. Hubungan gw sama dia sekarang masih canggung karna dia udah pernah hilang lama ninggalin gw sendiri."

"Kalo gitu besok lo minta dia datang ke ruumah aja ya. Biar gw jelasin semuanya."

"Oke gw coba ya."

Billy bingung harus ngomong apa ke Boy, karna dia sudah keceplosan tadi di depan Rani.

"Halo Boyyy."

"Yoooo kenapa lu?"

"Santaiii dulu Bos. Lo janagan marah ya?"

"Kenapa? Kayanya lo buat masalah baru ya?"

"Tadi ge keceplosan di depan Rani dan bilang kalo lo dan Ara tinggal bareng."

"Dasar lo Bil. Tuh mulut gak bisa diam kah? Kan gw dah bilang jangan samapai ada orang kantor yang tau."

"Yahhhh sorry. Gak sengaja tadiii. Gimana dong."

"Gw gak mau ya semuanya jadi bahan gosipan di kantor. Lo harus beresin itu secepatnya."

" Iyaaa iyaaa. Tapi kenapa gak boleh ada yang tau sih?"

"Lo pikir aja baik baik. Ngapain seorang gadis yang masih berstatus pelajar tinggal bareng cowo yang gak punya hubungan apapun."

"Jadi lo mikirin Tiara nihhh."

"Kalo gw di gosipin juga gak papa. Tapi jangan Tiara kasian."

"Aduhhhh lo buat gw cemburu aja Boy. So sweet banget sih Lo. Gw pikir lo gak bakal bisa sebucin ini."

"Ini bukan bucin. Gw cuman gak mau orang orang pada jelekin dia nantinya."

"Iya dehhh sip sip. Gw bakal ngomong sama rani supaya dia bisa jagain rahasia ini juga."

"Ya udah atur dehhh. Awas aja ya sampai bocor."

"Siap Boss."