Chereads / Hello Boy / Chapter 20 - Meninggalkan Rumah Boy

Chapter 20 - Meninggalkan Rumah Boy

"Selamat pagi Rani.." Sapa Billy

"Pagi Bil. Tumben lo cepat banget datangnya."

"Gw biasanya cepat kok. Lo aja kali yang gak liat gw."

"wwkwkwk Iy adehhhh."

"Lo dah sarapan blom. Kantin yok gw traktir."

"Bolehhh ayukkk."

"Ran, kearin gw keceplosan ngomong. Lo jangan sebarin ke siapa sipa dulu ya."

"Sebarin apa. Masalah Tiara ang tinggal bareng Boy?"

"Shuttt jangan kenceng kenceng. Nanti orang pada dengar."

"Gw juga binging hubungan mereka berdua apa ya. Tapi kau tahu Ara pasti gak akan berbuat yang aneh aneh sihh. Gw percaya ama dia."

"Mereka itu pacaran, tapi Tiara dan bos gak mau ada yang tau masalah ini. Apalagi Tiara kan masih kuliah takutnya diomongin yang gak jelas."

"Tapi.. ya udah dehh. Gw gak bakal ngomong ke siapa pun."

"Sam kakaknya Tiara juga ya. Lo jangan bahas ini."

"Okeyyyy."

"Ohhh iya dan satu lagi nih. Sama adek lo juga hehehe."

"Iyaaa. lagi pula mereka sahabatan kok. Nanti juga Ogi bakal tau."

"Iya mereka sahabatan tapi Ogi suka sama Tiara."

"Suka? sejak kapan? gak mungkin deh."

"Hmmm ya udah klao gak percaya."

Dikamar Tiara sangat bingung mau ngomong gimana sama kakaknya Bagas. Mereka saja sudah jarang ngobrol dan hubungan saudara mereka sekarang tidak seakrab dulu.

"Halooo kakk.."

"Iya Ra. Kenapa? Kamu baik baik aja kan?"

"Iya aku baik baik aja kok."

"Syukurlahhh. Kamu mau ngomong apa?"

"kakak tau gak kenapa dulu orang tua kita bangkrut?"

"Kok kamu nanya itu Ra? Jujur dulu kakak masih kecil belum bisa mengerti semuany Ra."

"Hmmm. Yang kakak tau dari kejadian itu apa? aku mau kakak jujur pasti ada sangkut pautnya kan sama aku?"

"Iya Ra. Seingat kakak kamu dulu mau di adopsi sama teman kerja Papa. Tapi gak jadi karna mama gak mau kamu jadi keluarga orang lain."

"Terusss gimana?"

"Iya kalo gak salah kamu udah ada jodohnya dari kecul Ra. Kebetulan teman papa punya anak cowo yang seumuran sama kamu."

"Kalo kakak dulu gimana?"

"Aku kan cowo jadi harus bisa mandiri Ra. Tapii kenapa tiba tiba kamu nanya ini?"

"Jadi kak, anaknya teman papa itu udah datang mau melanar aku."

"Tapi kan kamu masih kuliah Ra."

"Iya, dia rencananya mau ngajak aku nikah kalo aku udah lulus kak."

"Masa depan kamu kan juga masih panjang Ra."

"Emang kalo nikah aku gak bisa ngapangapain lagi y."

"Kakak mau temuin orang itu dulu Ra. Atau dia itu cowo yang ditaman ya?"

"Hmmm iya kak dia orangnya."

"Kakak gak suka liat dia Ra. Dia gak cocok sama kamu. Kakak lihat sifatnya sombong banget."

"Dia baik kok kak. Kakak aja yang belom kenal."

"jadi sekarang kamu tinggal di rumah dia kah?"

"Iya kak."

"Ra. apa kata orang nanti. Sekarang kamu nurut sama kakak. Kamu keluar dari rumah itu. Kita tinggal bareng di rumah kakak."

"Tapi kan kak.."

"Gak Ra. Kalo kamu memang mau nikah sama dia kamu gak boleh tinggal bareng dulu. kalo sudah nikah balo bolehhh."

"Tapi kakak gak mau jumpa dulu sama dia?"

"Besok kakak akan jumpa dan menjemput kamu. Sekarang kamu rapihin barang barang kamu."

"Iyaaa..."

Keesokan harinya Bagas pun datang ke rumah Boy untuk menjemput Tiara.

"Kak duduk dulu. Bentar ya aku panggilin Boy."

"Iyaaa."

"Boyyy.....tuk tuk tuk."

"masuk..."

"Lo lagi ngapain? "

"Cuman rapihin lemari tadi bajunya pada jatoh."

"Ohhh mau aku bantuin gak?"

"Hmmm Bolehhh."

"Siniii, gininih lipatnya Boy biar rapihh."

"Iyaaa."

"Udah nihhh beresss."

"Iyaaa. Tadi lo mau ngapain manggil gw?"

"Ohhh itu kakak aku dah datang. Dia duduk di depan."

"Okeyy. yaudah kita kesana aja." berjalan kelauar kamar untuk menjempai Bagas

"Ini kak namanya Boy."

"Halo Boyy saya Bagas."

"halooo." Ucap Boy

"Saya kesinii mau jemput adek saya."

"Loh bukannya kita mau bicarain pernikahan ya?"

"Pernikahan boleh dibicarai setelah Tiara lulus saja."

"Okeyy gak masalah. tapi sekarang kok jemput Tiara? Dia udah tinggal di sini.

"Dan sekarang dia bakal tinggal dengan saya, kakak kandungnya sendiri."

"Okeyyy tapi Tiara udah janji supa dia tinggal disini."

"Boyyy lo tenang dulu. Memang agak aneh kalo kita berdua tinggal bersama."

"Bukan agak aneh Ra. Maemang aneh dan gak masuk akal tau gak."

"Iya Kak..."

"Sekarang terserah deh kalian mau ngapain. Gw mau kelauar dulu banyak urusan." Boy pun pergi meninggalkan rumah itu

"Ya udah Ra , mana barang barang kamu biar kakak masukin ke mobil."

"Iya kakk."

Boy pun mendatangi rumah Billy. karna dia tidak punya tujuan lain.

"Billll.... lo dirumah gak? mana nih si Billy. Gw telpon aja deh."

"Halooo Boyyy, kenapa?"

"Gw di depan rumah lo."

"lah ngapain. Kan gw lagi di kantor, mau ngusrus untuk promosi nanti malam."

"Lo dirumah aja deh kerjanya. Cepat ya gw gak mau nunggu lama." Boy pun langsung mematikan telponnya

"Ehhhh Boyyyy. Dimatiin lagi. anehhhh."

"Tit tit... " suara klekson mobil Billy

"lama banget sih Bill."

"Lah untung ge datang kalo gak lo bakal kaya pengemis di depan rumah gw."

"Cepetan deh bukainnn."

"Iyahhhh nihhh. Lo kenapa sihhh. Tumben kerumah gw. Dan gak sabaran lagi."

"Gw lagi malas aja sekarang."

"Malas kenapa..."

"Lo sekarang kerjain deh tugas lo Bill. Gw mau tidur dulu. Lagi pusing nihh."

"Pasti maslah cinta ini. Bu baunya nihh kerasa bangett."

"Tiara dah gak dirumha lagi Bill. Dia di jemput kakaknya."

"Loh kok tiba tiba ya?"

"Gak tau tuhh. Padahal kan dia udah janji bakal netap dirumah itu. Pake tanda tangani kontrak lagi."

"yahhh tapi kan dia gak mungkin ngebantah kakaknya. Lagi pula Boy dia kan punya keluarga wajar dong dia tinggal bareng kakaknya kandungnya sendiri."

"Bearti gak wajar yab tinggal bareng gw."

"Yahhh dari mana wajarnya Boyyyy. Lo gimana sihhhh astagaaa."

"Udah ahhh gw mau tidur dulu. Kelarin tuh tugas lo."

"Iyaaa Boosss."

"Udah Ra, kita berangkat yokkk."

"Bentar kak, ada yang ketinggalan aku masuk lagi benatar ya. Bentar aja." Tiara berbalik dan pergi masuk ke rumah Boy

"Ya udahhh jangan lama lama."

"Boyy gw pergi ya. Ini aku ada surat. Semoga lo baca ya. Dahhh" Ucap Tiara di depan pintu kamar Boy dan meletakkan surat itu di bawah kolong pintu kamar itu.

"Udahhh kahhh. Mana yang ketinggalan tadi kok kamu gak bawa apa apa."

"Ohh iya lupa kak, aku kira buku harian aku ketinggalan ternyata aku dah masukin tas tadi."