Chereads / Hello Boy / Chapter 4 - Tiara Terima Tawaran Boy

Chapter 4 - Tiara Terima Tawaran Boy

Sehabis kelas Tiara melihat didepan gerbang sebuah mobil mewah. Ia merasa itu pasti mobil Boy dan langsung menghampiri nya.

"Boy gue dah bilang gak usah jemput gue...."

Perlahan kaca mobil itu pun terbuka.

"Kenapa Ra, kenapa Boy gk harus jemput tunangannya"

"ehhh Tante, hahaha kan Boy sibuk pasti ngurusin kerjaannya. Kerjaannya kan banyak banget tante jadi biasanya sibuk, kasian nanti malah ngerepotin"

"iya kamu benar juga sih, yok masukk kita kan mau shopping"

"OOO iya Tante"

Sesampainya di mall mereka pun sibuk belanja bahan bahan dapur.

"kamu tau masak kan Ra"

"iya tau kok Tan"

"Berarti kamu dah masakin buat Boy dong"

"aaa iiiya Tante"

"nih kartu ATM Boy kamu tolong bayar ke kasir ya. Tante lupa ada yang harus di beli lagi. Kamu tau pin nya kan?"

"iiiya dong Tan"

"oke bentar ya"

"aduhhh gimana nihhh. Gue harus telpon Boy. Halo Boy pin atm lo apa"

"Kesempatan ya lo, nanya pin atm segala lagi"

"ini mama lo yang nyuruh , ya udah kalo gak gue bilang aja ke Mama lo"

"iya udahh, nihhh gue chat pin nya"

"oke"

"Ra gimana udah?"

"iya udah nih tan"

"aduhh Ra ini Tante ada kelas masak nih, tiba tiba jadwalnya diubah. Tante suru Boy yah jemput kamu"

"oiya gak apa apa Tan . Duluan aja. aku nunggu Boy aja"

"kalo gitu Tante duluan ya. bye bye cantik"

"iya Tan"

Setengah jam pun berlalu, Boy belum datang juga untuk menjemput Tiara. Tiba tiba seorang cewe berambut pirang panjang menghampirinya.

"Ara.....ini kamu benar Ara kan?"

"Desiii.....", sambil memeluk Desi

"Udah lama banget kita. Kamu makin cantik aja deh Ra"

"makasihh, tapi tetap cantikan kamu kok"

"hahaha iya dong kecantikan aku ini tidak terkalahkan "

"kamu ya gak berubah sama sekali"

"btw kamu ngapain disini"

"aku nunggu jemputan nih"

"widih jemputan pacar?"

"ehhh bukan ...."

"trus siapa? bareng aku aja yok"

"oke Thanks banget gue dh lama nunggu juga soalnya."

"Lo tinggal bareng siapa Ra"

"gue sendiri"

"kakak Lo emang kemana?"

"Dia di luar negeri, kerja"

"oogituuu. ini ya rumah kamu"

"iya thank banget ya"

"ehhh bentar. Ini gw ada sesuatu buat lo. Anggap aja hadiah pertemuan."

"wawww serius thank youuu."

"sama sama. Gue balik ya"

Tiara pun membuka kotak yang diberikan Desi.

Isinya itu sepatu yang sangat bagus dan ukurannya juga sangat cocok buat Ara.

" kok Desi tau ukuran dan gaya yang gue suka ya"

"drrrrrrrt drrrtttttt drtttttt", getar hp Tiara

"apa, kenapa, udah ya. Gue juga dah sampe rumah kok. Dan semua belanjaan ini buat gue ganti ruginya gue nyianyiain waktu setengah jam gue cuman untuk nunggu lho"

"Sorry gua tadi ada meeting dadakan. iya iya ambil aja"

"oke yaudah bye", mematikan telpon dari Boy

"tok tok tok, permisi...."

"iya siapa ya....", membuka pintu

"kami dari bank ingin menagih hutang almarhum ibu kamu. Dan ini hari terakhir untuk melunasi hutangnya."

"Maaf Pak kok saya gak tau yaa.....Bentar Pak saya telpon kakak saya dulu"

"nomor yang anda tuju tidak aktif"

"nomor yang anda tuju tidak aktif"

"kemana sih nih orang"

"Maaf Bu mau nunggu berapa lama lagi kami juga punya banyak pekerjaan nih. Dan ini perjanjian kalo tidak dibayarkan hari ini juga" menyerah kan surat perjanjian yang sudah dibuat oleh almarhum ibunya.

"Ha ? apa? Rumah ini bakal jadi korbannya? Padahal kan rumah ini yang jadi kenangan buat saya mengingat almarhum orang tua saya Pak?"

"Maaf Bu, saya tidak perlu tau alasan ibu. Yang penting ini perjanjian harus dilaksanakan. Saya tunggu malam ini juga harus lunas atau ibu harus meninggalkan tempat ini. Saya pamit"

"OOO iya Boy yang bisa bantuin gw"

Sepulang kerja, Boy melihat Ibunya duduk di kursi rumah boy sedang menonton "

"Ma..... lagi ngapain"

"nihh nontonn. Sini mama perlu bicara ke kamu. Tiara mana? "

"Tiara gak tinggal disini Maaaa"

"berarti Tiara bukan tunangan kamu dong"

"hmmmm iya dia nolak Boy"

"kenapa kamu mau menikah dengan Tiara. Biasanya kamu gak pernah ngelirik cewe?"

"Ma gini sebenarnya....."

Boy menjelskan semua alasannya kepada Ibunya kenapa dia ingin menikahi Tiara.

"apa? hanya karena pesan dari Papa? Boyy kalo kamu mau menikah kamu harus benar benar menyukai gadis itu. Mama mau kamu hidup dengan cewe yang kamu cintai agar kamu bahagia sayang. Dan bukan berarti untuk jagain Tiara kamu harus menikah dengannya. Kamu harus pikirkan baik baik sayang."

"iya Ma"

"kalo gitu Mama pergi dulu"

"hati hati Ma"

"i love you Baby...", bunyi hp Boy

"alay juga ternyata nih deringnya , dasar Billy ngapain coba buat dering hp gue kaya gini "

"Halo Ara, kenapa"

"Halo boy, tawaran Lo kemarin masih berlaku gak?

"Ra, gue udah berpikir baik baik kalo lo gak perlu nikah lagi sama gue"

"Lo kenapa, kok berubah?

"iya gapapa lagian lo kan gak mau juga dan kita juga tidak saling mencintaikan "

"gue mau, cinta itu bakal tumbuh perlahan jika kita mau mencoba Boy. Tolongin gue dong"

"Lo serius? Tolongin apa "

"iya gue serius"

"kok tiba tiba banget. Oke Lo kerumah gue sekarang. Gue kirimin alamatnya", mematikan telpon dari Ara.

"Semoga keputusan gue gak salah..... Aminnn."

"Gue harus kerumah Boy sekarang sebelum penagih hutang datang"

Bab 4

Sesampainya dirumah Boy, sebentar ia merasa bahwa ia sedang menjual dirinya kepada Boy agar mendapatkan uang untuk membayar hutang hutang orang tuanya. Dia merasa sedih dan mulai berpikir positif bahwa dia hanya meminjam uang kepada Boy dan akan membayarkannya Kembali.

"Lo bisa Ra, nanti kita bakal balikin tuh duitnya. Lo bisa." Ucah Ara dalam hati

"Tok tok tok, permisi Boyyyy"

"Iya, Yok masuk."

"Kenapa lo berubah pikiran?"

"Hmmmm sebenarnya gue butuh bantuan lo Boy"

"Apaaaa ?"

"Gue mau bayar hutang orang tua gw. Sekarang mereka minta harus bayar sekarang kalo gak rumah peninggalan orang tua gw bakal jadi jaminannya."

Tiara merasa malu mengatakan hal itu di depan Boy karena dulu dia sudah menolak Boy. Dia pun menunduk.

"Oke…"

"Gue bakal bayar semua hutang hutang itu. Tapi ada syaratnya kalo kita nikah nanti."

"syaratnya apa? Bukannya cumin nikah doang?"

"Emang nikah semudah itu Ra. Harus banyak yang di siapkan. Lagi pula lo kan yang bilang kalo nikah itu harus saling mencintai dan cinta itu bakal tumbuh jika kita mau mencoba."

"iya memang benar sih, sekaranng syaratny apa"

"Nih , Lo baca aja. Gue dah buatin duluan."

"Ha? Panjang banget. Iya yaudah nanti gue baca."

"oke nih tandatangani dulu."

Selesai menandatangi surat itu mereka pun pergi ke rumah Tiara untuk melunasi semua hutanng orang tuanya.

"Yok bawa barang barang kamu. Udah beres kan?"

"apa? Ngapain? Gue kan tinggal disini."

"makanya kalo ada surat yang penting itu harus di baca dulu."

"Pada perjanjian pertama disitu ditulis bahwa kita akan tinggal serumah."

"Apa? Bentar gw baca dulu."

"Gilaaaa, apaan sih lo Boy gw gak mau."

"ya udah, sekarang kamu baca perjanjia nomor 25 aja."

"Boy? Gue gak ada duit buat bayar ini jadi dua klai lipat."

"Makanya kamu harus turutin dong, siapa suruh kamu langsung setuju."

Tiara merasa bahwa ia memang harus memenuhi semua perjanjian ini karena dial ah yang membuat semuanya menjadi seperti ini.

"Oke tapi gw minta satu hari aja untuk tinggal disini. Besok gw bakal pindah kerumah lo habis kuliah."

"Oke, tapi kayany gw gak bisa jemput besok karna gue bakal lembur. Gw suruh supir saya aja nanti ya dan ini kata sandi rumah gw."

"iya gpp, lo balik gihh dah kemalaman nih."

"oke gue balik dulu ya."