Ariadne merasa bagian bawahnya sangat nyeri dan darah yang keluar dari sana terasa sangat hangat. Perempuan itu meringis kesakitan seraya memegangi perutnya.
Di bagian leher dan keningnya kini sudah dibanjiri cairan keringat. Ariadne bahkan merasa dirinya tidak bisa berteriak kesakitan. Ia hanya menahan rasa sakit itu sambil menangis dengan napas yang terasa sedikit sesak.
Elie langsung berlari keluar istana dan memanggil seorang tabib. Tabib itu tentu saja seorang laki-laki.
Sedangkan Alice langsung mengambilkan beberapa lembar kain bersih dan juga air hangat dari dapur. Semua pelayan wanita tampak panik dan sibuk menyiapkan segala keperluan untuk Ariadne.
Sang tabib yang juga terkejut itu baru saja masuk ke dalam aula kerajaan. Ia melihat Ariadne sudah terbaring di atas ranjang dengan darah segar yang mengalir dari bagian bawahnya.
Tabib itu langsung menghampiri Ariadne dan memeriksa denyut nadi pada tangan kiri Ariadne. Tatapan dan raut wajah tabib itu sangat serius.