Arini dan Sean sejak tadi hanya diam dan hanya saling curi-curi pandang. Selain kejadian tadi pagi, mereka juga masih belum berbaikan karena kejadian di Surabaya tempo hari. Sebenarnya mereka sama-sama saling ingin berbicara tapi terlalu memikirkan gengsi mereka.
"Bunda, Om Sean, kok diem-dieman? Lagi berantem ya?" celetuk Noe dengan polosnya.
"Enggak!"
Arini dan Sean menjawab bersamaan. Lalu tak sengaja saling memandang.
"Kata Bu Guru, kalo kita lagi marahan gak boleh saling diem-dieman. Dosa!" ujar Noe.
Arini dan Sean saling terdiam.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di kediaman Anna.
"Oma! Opa!" teriak Noe sambil berlari ke dalam rumah.
"Noe jangan lari-lari nanti jatuh!" seru Arini.
"Sayang ...!" Anna yang saat itu sedang menyiapkan sarapan pun terkejut dengan kedatangan Noe, begitu juga dengan Beni yang sedang makan pagi.
Noe seketika memeluk Anna dan meminta di gendong.
Anna begitu senang, ia menciumi pipi Noe berkali-kali.