Keluar dari kamar mandi, Arini pun kembali ke tempat tidur, tapi kali ini Eleen menyuruhnya untuk membuka kedua pahanya, dengan ditetap ditutup oleh pelindung.
Arini sebenarnya sangat malu ketika anggota tubuh pribadinya dilihat oleh orang lain, sekalipun itu dokter wanita.
"Tak apa Arini, jangan malu! Rileks saja," ujar Eleen.
"I-iya," jawab Arini dengan gugup. Arini sangat takut, jika ada penyakit aneh di dalam rahimnya.
Eleen pun mulai memasukan benda kecil ke dalam lubang Arini.
Arini meringis menahan sakit.
"Tahan sebentar Arini!" seru Eleen.
Eleen mulai berkonsentrasi melihat benda kecil mirip ponsel jaman dulu itu.
"Berapa kali Ardan mengajakmu bercinta tadi malam?" tanya Eleen sambil tersenyum. Ia tahu jika Ardan berkali-kali mengajak Arini bercinta, karena ada sedikit robekan di lubang vagina Arini.
Arini sontak terkejut, wajah mendadak bersemu merah karena malu.