"Kenapa tidak bilang kalau tidak bisa naik pesawat?" ujar Ardan seraya memijat tekuk Arini.
Perempuan itu tengah mabuk perjalanan, setengah jam Arini berada di toilet bersama Ardan yang menemaninya. Tidak ada rasa jijik sedikitpun di hati Ardan. Makanan yang ia makan di atas pesawat tadi habis ia keluarkan semua.
"Ini ... ini semua karena ... hooeek ...." Belum selesai berucap, perut Arini kembali bergejolak.
"Kenapa menyalahkanku? Harusnya kau berterima kasih," jawab Ardan, tapi tangan Ardan tetap memijat tekuk Arini.
Walaupun ia kesal karena Arini menyalahkannya, tapi ia tetap tidak tega melihat Arini yang wajahnya sudah memucat. Beberapa detik kemudian, Arini tiba-tiba langsung tak sadarkan diri.
"Arini!"
Ardan dengan cepat langsung menggendong Arini keluar dari toilet. Karena toilet yang dimasukinya adalah toilet khusus wanita, Ardan harus siap-siap mendengar jeritan mereka saat nanti ia keluar dari toilet.
"Aaah ...!!"