Masih seperti es, hubungan Arini dan Ardan tetap dingin. Keduanya sama-sama tidak mau menghilangkan keegoisan mereka untuk berbicara, mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Ardan tetap dengan pekerjaan rahasianya dan Arini dengan kesibukannya mengurus bisnisnya sendiri dan menjaga Noe. Selama 3 bulan ini Ardan tak pernah pulang mengunjungi sang istri maupun sang anak. Bahkan sekedar telepon pun tidak pernah. Arini begitu kecewa sekaligus sedih, karena hubungan mereka seperti tidak berguna lagi untuk dipertahankan.
"Mommy!" Panggilan Noe terdengar cukup kencang, tapi sepertinya wanita yang tengah berdiri di depan lukisan itu tak mendengarnya.
"Arini!" Sean yang datang bersama Noe pun menepuk pundak Arini, membuat Arini terlonjak kaget.
"Astaga!" Arini berbalik.
"Loh, kok Noe sama kamu Sean?" tanya Arini. Wanita itu memandang sang anak dan sang sahabat kebingungan.
"Harusnya gue yang tanya, kenapa lo gak jemput Noe?" sahut Sean sambil duduk di sofa.
