"Namanya Carlos." aku berhenti. "Pria yang dibunuh James, namanya Carlos. Dia memiliki tiga anak dan seorang istri, dia hanyalah pria biasa yang membuat beberapa pilihan bodoh, yang membuatnya berhutang uang klub. Uang, yang tidak bisa dia bayar kembali. Jadi James membunuhnya." Suaraku kecil dan lemah.
Tangan Charly melingkari punggungku. Aku menatapnya, air mata berlinang di mataku.
"Istrinya bernama Rosa, dia mencintainya dengan sepenuh hatinya. Anak-anaknya berusia lima, tujuh dan lima belas tahun."
"Kau dekat dengannya sayang?" Charly bertanya dengan lembut, matanya tidak pernah lepas dari mataku.
Aku terkejut dengan pertanyaannya. "Tidak. Tidak mengenalnya," jawabku.
Ini giliran Charly yang terlihat terkejut. Ekspresinya intens, tak terbaca.