Aku bergerak ke atas dengan siku. "Dalam urutan itu?" aku menggoda.
Seringai menggelitik sudut mulutnya yang menarik. "Kau selalu yang pertama, Lily. Itu selalu Kamu dan aku sebelum apa pun di luar sana. "
Kami saling berpandangan sejenak. "Setiap kenangan yang aku miliki tentang rumah itu penuh dengan kebahagiaan. Sampai tiga tahun lalu. Kemudian semuanya menjadi gelap," aku berbicara pelan, melawan rasa sakit yang menusuk di tenggorokanku. "Aku tidak ingin semuanya berakhir gelap. Aku ingin hidup kita mewarnainya lagi."
Asher membawaku ke dalam pelukannya jadi aku berbaring sepenuhnya di atasnya. Dia mencium hidungku dengan lembut.
"Kalau begitu, itulah yang akan kita lakukan, Bunga. Warnai dunia Kamu sehingga Kamu bahkan tidak ingin mengingat seperti apa kegelapan itu," janjinya.
Dan janjinya benar. Untuk sementara waktu.
Dua Bulan Kemudian
"Kamu akan melakukannya dengan baik," kata Asher sambil menciumku dengan kuat.