Butuh beberapa saat bagi aku untuk mendaftarkan nama aku dipanggil. Aku menyentakkan kepalaku dari posisinya membungkuk di atas buku teks kedokteran.
"AIDS?" Aku mengedipkan mata pada sosok malu-malu yang berdiri di samping meja yang aku klaim di sudut perpustakaan. Semua buku aku berserakan di atasnya. Aku pikir sebagian besar akal aku bersembunyi di antara halaman.
"Keberatan jika aku duduk?" Dia menunjuk ke kursi di seberangku.
Aku menggelengkan kepala, memindahkan buku-buku.
Dia duduk, memperhatikanku dengan cemas. "Aku terkejut kamu berbicara denganku. Bahwa Kamu tidak hanya menyuruh aku untuk mengacau, "katanya perlahan.
Aku memiringkan kepalaku. "Tentu saja aku sedang berbicara denganmu, mengapa aku menyuruhmu untuk mengacau?" tanyaku, bingung.