Kami tiba kembali di pemakaman yang diterangi oleh matahari terbit. Tempat ibuku dikuburkan. Pikiran itu membuatku kedinginan. Tapi matahari pagi yang menyinari tempat dia beristirahat memenuhiku dengan kehangatan, bahkan dengan sejuknya udara pagi. Dia dikelilingi oleh keindahan. Akulah yang harus hidup dengan keburukan kematian yang ditinggalkan. Asher berdiri bersamaku saat aku melihat pemandangan itu dalam diam. Dia tampaknya tidak merasa tidak nyaman, dia tidak mendesak untuk berbicara. Hanya berdiri di sana diam dan penjaga, mengawasiku, memberiku kekuatan. Aku lupa tentang itu. Keheningan nyaman yang aku nikmati bersamanya. Aku telah membaca kata-kata yang tidak aku sadari betapa keheningan itu sama pentingnya. Hanya seseorang yang spesial yang bisa membuatmu diam. Spesial sekali seumur hidup.
"Aku pulang sekarang," serakku, menunjuk ke mobilku.