Aku menarik napas saat kesedihan mengancam menguasaiku, beban di dadaku mengancam membuatku berlutut. "Dia ingin melihat matahari terbenam, pada hari kami semua mengucapkan selamat tinggal padanya. Matahari terbenam tidak berarti menghilang, itu hanya berarti cahayanya bersinar di tempat lain, itu yang dia katakan padaku." Aku melihat langit menari dengan cahaya terakhir. "Di situlah dia, menyinari cahayanya di tempat lain. Di suatu tempat yang lebih baik," aku selesai hampir tersedak kata terakhirku, tapi aku bisa menjaga kepalaku tetap tegak, mataku jernih, jadi aku bisa menyaksikan aura matahari terakhir menghilang.
"Bye, Bu," bisikku ke cakrawala.
"Terima kasih sudah datang, tidak perlu," kataku kepada Gauri setelah dia akhirnya melepaskanku dari pelukannya.